YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 02 Desember 2011

Terima Kasih, Mimpi (part3)

Pelajaran dimulai. Entah kenapa, aku tidak bisa konsentrasi pagi ini. yang terngiang di otakku sekarang adalah bagaimana caranya agar aku bisa menghapuskan UN. memang aku ini bukan siapa-siapa. Kedua orang tuaku juga bukan siapa-siapa. Mereka bukan orang penting. Terngiang kalimat Pak Anto tadi. “Kecuali, Pak SBY berkehendak lain dan meminta kepada Diknas untuk menghapuskan UN.” Pak SBY? Akupun terdiam. Pak SBY-lah satu-satunya cara agar UN bisa dihapus.

Pak SBY? Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Menghipnotis Pak SBY agar beliau mau menghapuskan UN? Itu seperti mimpi di siang bolong. Tapi apa ya? Aku terus berpikir cara apa yang bisa aku lakukan? Sedangkan aku tidak terlalu kenal dengan Pak SBY. Aku hanya tahu bahwa beliau adalah seorang Presiden Indonesia. Beliau tidak mengenalku. Harus apa aku ini? Astaga. Aku lupa dengan pelajaran. Aku tidak konsentrasi. Ya Tuhan.

Pelajaran matematikapun dimulai. Aku berusaha mengembalikan semua konsentrasiku yang buyar. Bismillah. Matematika. Aku memang tidak terlalu mahir di matematika. Tetapi, aku selalu berusaha untuk mendapat nilai terbaik. Jangan pernah putus asa. Terus berusaha. “Never Say Never!” begitu kata idolaku, Justin Bieber.

“Teng, teng,” bel istirahatpun berbunyi. Aku berjalan menuju kantin bersama teman-temanku. Aku tidak banyak berbicara karena aku masih memikirkan tentang bagaimana aku bisa ber-kontak langsung ke Pak SBY, dan meminta beliau untuk menghapuskan UN. Aku terus berpikir menggunakan cara apa. Aku bingung, sangat bingung. Aku jadi pusing dan tidak berkonsentrasi saat belajar. Aku harus melupakan ini sejenak, dan segera menghabiskan mie ayam yang aku pesan.

“Teng, teng,” bel masuk berbunyi. Aku segera masuk ke kelas dan mempersiapkan buku untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Karena UN tak lama lagi, sekolah kami memutuskan untuk memperbanyak jadwal, pelajaran yang di UN-kan. Aku berusaha berkonsentrasi. Melupakan sejenak semua yang ada di pikiranku tentang menghubungi Pak SBY agar beliau bisa menghapuskan UN.

Bel pulang sudah terdengar, aku bergegas merapikan tas dan bersiap untuk pulang. Aku mengambil sepedaku dari tempat parkir sepeda. Aku naiki sepedaku dan bergegas pulang. Di jalan pulang aku masih memikirkan hal itu. Hal yang membuatku kehilangan konsentrasi. Ya Tuhan. Aku hampir saja jatuh karena memikirkan hal itu. Aku harus berkonsentrasi mnyetir sepeda ini. aku bisa celaka kalau tidak berkonsentrasi. Celaka hanya karena memikirkan ini. Astaga. Ada apa aku ini? Aku hampir saja celaka karena ini.

0 comments: